Rss Feed

origami origami



Kisah Sadako-chan part 1


Adalah Sadako Sasaki, seorang gadis kecil di Hiroshima, yang menjadi inspirasi di balik jutaan bangau kertas itu.  Ia tinggal bersama keluarganya di dekat Misasa Bridge, tidak jauh dari Ground Zero, lokasi jatuhnya bom atom.
Sadako-chan (chan = panggilan bagi anak perempuan) baru berusia 2 tahun saat bencana mengerikan itu menimpa kota kelahirannya.  Mulanya ia tampak sehat dan baik-baik saja, segalanya berjalan normal seakan tidak terjadi apa-apa.  Baru beberapa tahun kemudian, tepatnya di bulan November 1954 saat menginjak usia 9 tahun, mulai timbul gejala-gejala aneh di tubuhnya.
Di usia 10 tahun Sadako-chan divonis menderita leukemia, salah satu penyakit yang bisa timbul akibat dampak radiasi bom atom.  Ia kemudian terpaksa harus menghabiskan hari-harinya terbaring di Rumah Sakit.
Suatu hari, Chizuko Hamamoto, sahabat Sadako-chan, datang menjenguk dan menghadiahinya sebuah kertas origami berwarna emas, berbentuk burung bangau (Jepang: tsuru, Inggris: crane)
.
Di Jepang tsuru adalah hewan yang dianggap suci.  Alkisah burung ini dapat mencapai usia 1000 tahun, sehingga dipandang sebagai lambang perdamaian dan umur panjang.
Tsuru juga melambangkan cinta dan kesetiaan, karena merupakan hewan monogamis yang hanya memiliki satu pasangan seumur hidupnya.  Menjelang sebuah pesta pernikahan, kerabat dan sahabat para mempelai biasanya melipat 1000 tsuru berwarna emas dan menggantungnya sebagai hiasan di kamar pengantin.  Hal ini mereka lakukan karena konon menurut tradisi, permohonan seseorang akan terkabul jika ia dapat membuat 1000 tsuru berwarna emas.
Tertarik mendengar kisah itu, Sadako-chan pun mulai berusaha membuat 1000 tsuru, berharap dengan begitu permohonannya untuk sembuh dan berumur panjang akan terwujud.
Tak ada rotan akar pun jadi.  Tak ada kertas emas, kertas apa pun ia gunakan - mulai dari kertas bekas bungkus obat, sampai kertas bekas bungkus kado yang ia peroleh dari hasil berkeliling ke kamar pasien-pasien lain.  Chizuko-chan juga membantu membawakan kertas bekas dari sekolah.
Melipat tsuru - apalagi sampai 1000 buah - bukanlah hal mudah.  Jenis origami yang satu ini cukup rumit, perlu kesabaran dan ketelatenan.  Sadako-chan berjuang keras menyelesaikannya, meski tubuhnya semakin lemah.  Ia pun berhasil mewujudkan upayanya melipat 1000 tsuru, bahkan lebih.
Namun rupanya Sang Maha Kuasa berkehendak lain.  Karena kondisi kesehatan yang terus memburuk dari hari ke hari, Sadako-chan pun akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada tahun 1955 saat berusia 12 tahun.



0 komentar:

Posting Komentar

photobucket

,

Free Air Plane Cursors at www.totallyfreecursors.com