Tsugu
Akihito atau yang lebih dikenal dengan Kaisar Akihito, lahir pada tanggal 23 Desember
1933. Kaisar Akihito memegang tahta kekaisaran pada tanggal 7 Januari 1989, 3
jam setelah Kaisar Hirohito (ayahnya) meninggal dunia. Sebab tahta kekaisaran
(3harta suci) itu harus diserahkan kepada penggantinya tanpa ada waktu putus.
Namun, pelantikannya sebagai kaisar Jepang yang ke-125 baru dilaksanakan pada
tanggal 12 November 1990.
Kaisar
Akihito tumbuh menurut prosedur yang telah digariskan. Pada usia 3 tahun ia
sudah dipisahkan dari orangtuanya,
ini bertujuan untuk menghindari pemanjaan putra mahkota oleh para staf istana. Namun untuk pendidikan putra mahkota disesuaikan oleh zaman. Semasa kanak-kanak, putra mahkota Akihito dibesarkan dan diajar oleh guru privat. Setelah itu, putra mahkota belajar di Sekolah Dasar untuk kaum bangsawan dan Sekolah Menengah ketika itu Peers School (Gakushuin). Ketika masa pendudukan Amerika selepas PD II putra mahkota Akihito belajar bahasa inggris dengan guru wanita asal AS yang bernama Elizabeth Gray Vining. Selain mengajar bahasa inggris, Elizabeth memiliki tugas untuk memperkenalkan dan mengajarkan asas-asas demokrasi kepada putra mahkota Jepang. Pangeran Akihito kuliah sebentar di Jurusan Ilmu Politik Universitas Gakushuin Tokyo, namun tidak mendapat ijazah.
ini bertujuan untuk menghindari pemanjaan putra mahkota oleh para staf istana. Namun untuk pendidikan putra mahkota disesuaikan oleh zaman. Semasa kanak-kanak, putra mahkota Akihito dibesarkan dan diajar oleh guru privat. Setelah itu, putra mahkota belajar di Sekolah Dasar untuk kaum bangsawan dan Sekolah Menengah ketika itu Peers School (Gakushuin). Ketika masa pendudukan Amerika selepas PD II putra mahkota Akihito belajar bahasa inggris dengan guru wanita asal AS yang bernama Elizabeth Gray Vining. Selain mengajar bahasa inggris, Elizabeth memiliki tugas untuk memperkenalkan dan mengajarkan asas-asas demokrasi kepada putra mahkota Jepang. Pangeran Akihito kuliah sebentar di Jurusan Ilmu Politik Universitas Gakushuin Tokyo, namun tidak mendapat ijazah.
Pada
10 April 1959, pangeran yang senag mendengar musik klasik maupun jazz ini
menikah dengan Michiko Soda. Ia adalah putri dari seorang pengusaha tepung
terigu. Pernikahan tersebut menerobos tradisi keluarga Kekaisaran
karena putri
Michiko bukan seorang yang berasal dari kaum bangsawan. Dan pernikahan ini
merupakan pertama bagi keluarga kerajaan yang menikah dengan rakyat biasa. Pernikahannya
dengan ratu Michiko, Kaisar Akihito dikaruniai 3 orang anak :
1.
Pangeran Naruhito (23 Febbruari
1960)
2.
Pangeran Akishiro (11 November 1965)
3.
Putru Sayako Nori (18 April 1969)
dalam
membesarkan anak-anaknya Kaisar Akihito kembali menerobos tradisi kekaisaran. Kenangan
pahit semasa kanak-kanaknya yang terpisah dari orang tua membuat kaisar untuk
tidak menerapkan tradisi tersebut dalam keluarganya. Ketiga anaknya dibesarkan
di bawah satu atap dengan ayah dan ibunya. Ketika Pangeran Naruhito putra
pertamanya tamat dari Fakultas Sastra Universitas Gakushuin, dikirimnya ke
Universitas Oxford di London. Beru pertama kali inilah, seorang putra mahkota
bersekolah di luar Jepang.
Kesukaan
kaisar Akihito yang suka melenceng dari tradisi kekaisaran memang sudah tampak
sejak usia muda. Ketika duduk di bangku sekolah menengah, ia pernah lolos dari
pengawalan dan berjalan-jalan sendirian di Ginza (pusat keramaian di Tokyo). Hal
itu dilakukan karena ia ingin merasakan naik kereta api umum. Semangat petualangannya
kembali muncul ketika Kaisar telah berkeluarga. Pada suatu hari di tahun 1986,
Kaisar membawa keluarganya berlibur naik kereta bawah tanah dan ikut
berdesak-desakan dengan penumpang lainnya. Warga Jepang yang menyadari bahwa
itu keluarga kaisar, sempat kaget dan langsung mengosongkan sebuah gerbong
khusus tanpa menggerutu, demi keamanan keluarga kaisar. Bukan hanya itu,kaisar
juga pernah berlutut di depan para pengungsi korban meletusnya gunung Fudenbake
di kota Shimabara. Sesuatu yang mustahil dilakukan oleh kaisar-kaisar
sebelumnya. Kaisar juga menitahkan pada para pengawalnya agar mobil yang
ditumpanginya mengikuti peraturan lalu lintas.
Kaisar
yang gemar bermain tenis dan bridge ini memang lain dari yang lain. Tidak sebagaimana
orang Jepang, Kaisar Akihito bukan seorang peminum. Dalam hal makanan, kaisar
paling suka nasi kari.
Perhatian
Kaisar Akihito tidak hanya seputar kekaisaran. Seperti Kaisar Hirohito
(ayahnya) kaisar Akihito juga menaruh minat besar dibidang biologi laut. Kaisar
Akihito mempelajari biologi laurt dengan sungguh-sungguh. Tidak hanya itu,
kaisar Juga menerbitkan tak kurang dari 27 karya dalam jurnal ilmiah, subuah
buku ikan-ikan di kepulauan Jepang (1984). Prestasinya itu menjadikan Kaisar
Akihito tercatat sebagai anggota kehormatan Linnean Society di London pada
tahun 1980.
ありがとう ございます
まいだ
0 komentar:
Posting Komentar